Yogyakarta,mimpi terindah ialah ketika beta
mampu memijakkan kaki ini di tanah
Jawa.Sebuah diorama lokasi yang sangat komplek menurut beta,berbagai kisah
ceritapun tak akan tertinggal dibaliknya.Beta sangat tertarik mendalami diorama
ini, dengan berbagai cabang keilmuan,etnis,cerita,perjuangan, dan semua elemen
yang membuat raga ini menjadi menggebu-gebu saat memikirkannya.Dan salah satu
diorama dalam perjalananku adalah KMNU.
Mungkin ketika mendengar singkatan tersebut, benak
kalian berasa berucap dan teringat akan dua huruf dibelakangnya “NU”.Tentu tak
asing lagi bagi kita mendengar akronim tersebut.
Perjalanan
batin betapun terhelak saat mendengar dan meresapi semua diorama yang unik.KMNU
“Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama”
adalah wadah para penggerak pejuang aswaja yang ber-asaskan sebuah Kekeluargaan
didalamnya.Di orama ini mungkin akan mengingatkan kita akan beraneka ragam
ormas yang sering kita ketahui seperti PMII,HMI, dan sebagainya.Disini beta
tidak akan membandingkan baik kelebihan dan kelemahan antara mereka,yang jelas
visi misi yang diemban ialah baik.
Beberapa
dekade telah kita lalui, bahkan dalam perkembangan Organisasi yang bergerak di
bidang kemahasiswaan baik internal maupun eksternal.Demi memenuhi goal,tujuan Organisasi
tersebut maka diperlukannya komitmen didalamnya untuk menunjang dan tercapainya
tujuan suatu Organisasi.Namun apa daya, beta sangat miris melihat apa yang
terjadi saat ini.
Dalam
benak beta selalu terbayang syi’ir karya Gus Dur “Syi’ir Tanpo Waton” yang
sangat menggugah dan indah saat dilantunkan.Ada hal menarik yang beta temukan
di dalam lirik yang beliau tulis,kandungan nilai,pesan,makna yang sangat
tinggi, bahkan menjadi gambaran keadaan yang kita alami saat ini.Keadaan yang
dimana kekuasaan menjadi goal, pencitraan dimana-mana,perang media, saling
menjatuhkan sesama dan masih banyak lagi.Miris lagi disaat muktamar NU-pun
terjadi hal yang tak sepantasnya dilakukan oleh orang yang mengaku akan santri
Mbah Hasyim.
Dalam
buku dan biografipun beliau telah menyampaikan.’’Hal yang beta khawatirkan
ialah bukan saat ini (dikala itu saat berkumpul mbah Hasyim dengan para Ulama
dan jamaah),tapi adalah penerus,umat,masyarakat NU kelak (saat ini).Yang
membuat menarik adalah, beta melihat makna terdalam yang tersirat dalam ucapan
beliau.Akankah ini terjadi?
Mengulang kegagalan gara-gara konflik
internal dikala masa khilafah,bani umayah,abasiyah dan sebagainya.Dimana
konflik internal menjadi jurang penghancur tubuh di dalamnya.Inilah hal yang
patut kita renungkan dan implementasikan.
Dan pada akhirnya meskipun
semua memiliki tajuk yang berbeda.Bukankah akan indah jika perbedaan menjadi
sebuah seni yang saling menguatkan dan saling melengkapi, ketika Organisasi
yang santun,tanpa menggunakan amarah,pemaksaan,kriminalitas adalah goal indah
menurut beta.
“Sejatinya sebuah Organisasi memiliki tujuan untuk
kebaikan masyarakat,melestarikan,menambah pemahaman,bukanlah tujuan hanya untuk
menguasai kekuasaan dan mengambil alih semuanya, meskipun terkadang
teritorialpun menjadi hal yang penting pula untuk sarana menyebar luaskan
pundi-pundi Organisasi.Namun beta yakin belasan tahun yang akan datang Indonesia
akan bangkit, ketika semua bisa bersinergi dan sila ke-5 adalah Goal
utamanya.(Pedagang Cilok).
0 komentar:
Posting Komentar